Blog

Home / Blog

Arsitektur Jengki: Identitas Arsitektur Indonesia Pasca Penjajahan

banner artikel yang membahasa arsitektur gaya jengkiKetika Indonesia baru merdeka, dunia arsitektur ikut menjadi medium perlawanan dan kebebasan kala itu. Dari situ lahirlah gaya arsitektur khas Indonesia yaitu Arsitektur Jengki, gaya bangunan era 1950-1960 yang unik, dinamis, sekaligus Indonesia banget!

Asal-Usul Nama & Sejarah

Kata Jengki berasal dari kata ‘Yankee’ yang merujuk pada pengaruh Amerika. Namun, para arsitek muda Indonesia tidak meniru mentah-mentah begitu saja. Mereka mengadaptasi konsep modern Amerika lalu memadukan dengan semangat nasionalis dan konsep tropis Nusantara.

Karakteristik Utama

Mengenali Arsitektur Jengki cukuplah mudah:
  • Bentuk asimetris yang berani dan ekspresif
  • Atap pelana tajam atau ganda, membantu aliran air hujan
  • Material lokal seperti kayu, bata, dan batu alam
  • Jendela & ventilasi besar untuk cahaya dan sirkulasi udara
  • Elemen tropis seperti teras yang luas dan overhang panjang, yang buat nyaman di iklim panas
Baca Juga: Mengenal Pondasi Cakar Ayam: Struktur & Kegunaannya

Warisan & Relevansi

Meski pamornya meredup setelah 1960-an, Arsitektur Jengki kini dilihat sebagai warisan berharga. Ia mengingatkan bahwa arsitektur tidak hanya soal bentuk, tapi juga simbol budaya dan semangat. Banyak arsitek modern mulai meneliti ulang dan melestarikan gaya ini sebagai bagian dari identitas arsitektur Indonesia.
Baca Juga: Perbedaan Pondasi Cakar Ayam dan Footplate: Pilih Mana?

Kesimpulan

Arsitektur Jengki bukan sekedar gaya bangunan, melainkan simbol kebebasan, kreativitas, dan identitas Indonesia pasca kemerdekaan. Dengan bentuk yang unik, asimetris, serta penyesuaian pada iklim tropis, gaya ini merefleksikan semangat perlawanan terhadap kolonialisme sekaligus optimisme membangun bangsa. Walaupun desain ini sempat meredup, Jengki kini diakui sebagai warisan barharga yang patut dilestarikan, karena ini bagian dari jati diri arsitektur Indonesia.